25 November 2009

Sekilas Puasa di Bulan Zulhijah

Yang kami dapati dalilnya adalah puasa sunnah pada tanggal 9 Zulhijjah dan lainnya adalah puasa 8 hari pertama bulan Zulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga tanggal 8.

Dalil puasa tanggal 9 Zulhijjah atau yang dikenal puasa Arafah itu adalah sabda Rasulullah SAW :
Puasa hari Arafah itu 'ahtasibu alallah- bahwa dia itu menggugurkan dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya (HR. Muslim)

Sedangkan dalil puasa 8 hari bulan Zulhijjah adalah sebagai berikut :

Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW: [1] Puasa hari Asyura, [2] Puasa 1-8 zulhijjah, [3] 3 hari tiap bulan dan [4] dua rakaat sebelum fajar. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasai).


Dari Ibni Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dari hari ini, (yaitu 10 hari bulan Zulhijjah). Mereka bertanya, Ya Rasulullah SAW, dibandingkan dengan jihad fi sabilillah ?. Meskipun dibandingkan dengan jihad fi sabililllah. (HR. Jamaah keculai muslim dan Nasai. Lihat Nailul Authar : 3/312).

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,


http://syariahonline.com/new_index.php/id/2/cn/5474


Puasa sunnah Senin-Kamis dan juga puasa Daud yang berselang-seling tiap hari itu bila jatuh pada hari tasyrik, maka hukumnya haram dikerjakan. Sebab tingkat larangannya jauh lebih kuat dan universal ketimbang nilai kesunnahannya.

Maksudnya, keharaman puasa pada hari Iedul Adh-ha dan hari-hari tasyrik itu memang mutlak. Sehingga jenis puasa apapun termasuk yang sudah bernilai wajib seperti nazar, juga haram untuk dilakukan.

Gambarannya adalah seorang yang bernazar bahwa bila pada hari itu dinyatakan lulus test dan mendapat pekerjaan, dia akan langsung berpuasa 4 hari berturut-turut keesokan harinya. Nah, kebetulan dia dinyatakan lulus pada tanggal 9 Zulhijjah. Sebenarnya karena sudah nazar, dia wajib berpuasa pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Tapi karena 4 hari itu adalah hari yang mutlak haram berpuasa, maka bila dia tetap puasa dengan dalih telah nazar, maka dia berdosa. Sebab nazarnya berhadapan dengan sesuatu yang haram secara mutlak, meski tidak sengaja. Karena itu dia wajib menunda nazarnya setelah tanggal 14 Zulhijjah.

Nah, kalau puasa nazar yang wajib pun haram dilakukan, apalagi puasa sunnah seperti Senin dan Kamis atau puasa sunah nabi Daud. Tentu jauh lebih haram lagi, bukan ?

Dalil yang mengharamkan puasa pada hari tasyrik ini adalah hadits Rasulullah SAW :

Dari Abu Hurairah ra bahwa mengutus Abdullah bin Huzaifah keliling Mina, Janganlah kamu puasa pada hari-hari ini (tasyrik), sebab ini adalah hari-hari makan dan minum serta hari zikir kepada Allah SWT (HR. Ahmad dengan isnad jayyid)


Dari Ibnu Abbas ra bahwa mengutus seseorang untuk mengumumkan, Janganlah kamu puasa pada hari-hari ini (tasyrik), sebab ini adalah hari-hari makan dan hari-hari jima (hubungan suami istri). (HR. Ahmad dengan isnad jayyid)

Namun di dalam kitab Fiqih Sunnah karya As-Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa sebagian pengikut Asy-Syafi'iyah membolehkan puasa di hari tasyrik bila ada sebab sebelumnya, seperti nazar, bayar kaffarah atau qadha.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,


Pelajaran berharga yang dapat dipetik dan direnungkan



1. Berdirilah dikakimu sendiri dengan seimbang tanpa bersandar pada apapun
2. Jangan apatis terhadap lingkungan sekitar
3. Membangun teamwork yang solid
4. Managemen waktu yang baik
5. Belajar berkesinambungan
6. Ambil hikmah di setiap pertemuan
7. Segera rubah kebiasaan buruk
8. Tersenyumlah untuk menyejukkan hati ^_^

Seberkas Cahaya di Masa Lalu


Akhirnya hari ini aku menemui apa yang ku khawatir sejak lama. Sepi menderu dalam waktu yang tak terhitung. Ingin rasanya aku berteriak. Pernah aku membaca arti dari salah satu hadits, tetapi aku lupa hadits riwayat siapakah itu, yang isinya menerangkan bahwa ketika seseorang lebih baik dari hari ini lebih baik dari kemarin maka dia beruntung, jika hari ini sama dengan hari kemarin maka dia merugi, tetapi jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia celaka. Masih adakah waktu untuk ku merubahnya?
Melihat kekehidupan ku yang lalu, ada perubahan yang cukup signifikan, tetapi beberapa hari ini kebiasaan buruk itu kambuh kembali dan aku sulit untuk mengontrolnya.
Aku miris dengan hafalan Al Qur'an ku yang juga tidak mengalami penambahan, aku takut!
Akan dibawa kemanakah hidupku jika aku seperti ini. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya. Bantu aku ya Allah, aku takut menjadi hamba yang celaka. Aku harus memanagemen waktu lagi dengan sebaik mungkin.

Tentang pandangan sinis itu sebaiknya ku abaikan saja, tetapi aku tetap takut. Seharusnya aku lebih bersyukur kepada Allah,  tentang kehidupan ku saat ini dengan melakukan perbaikan diri terus menerus. Aku takut untuk mencurahkan semua ini ke siapa pun, aku berusaha kuat, dan aku memang kuat, aku seorang wanita yang tangguh, bisa melewati semuanya dengan senyum tulus. Azamkan saja dihati bahwa aku bisa, dan realisasikan dengan perbuatan nyata. Karena Allah melihat niat dan amal nyata hamba-Nya yang senantiasa berusaha.

Tentang ketakutan itu, aku berlindung kepada Allah, dari rasa kekhawatiran yang mencekam batin ku ditengah kesepian dan kehampaan ini. Aku juga berlindung kepada Allah dari orang-orang yang hendak berbuat dzalim kepada ku. Saudaraku semua, doakan aku menjadi lebih baik. Allahumma amiin.

18 November 2009

Rekrutment PT PLN (PERSERO)

PT PLN (PERSERO)
Electricity for a better Life

Pengumuman Rekrutmen PT PLN (Persero)
Tingkat S1/D3 Tahun 2009

1. Persyaratan :
• Lulus S1 atau D3
o S1 hanya boleh melamar untuk posisi jabatan S1
o D3 hanya boleh melamar untuk posisi jabatan D3
• Batas Usia
o S1 : Kelahiran 1984 dan sesudahnya
o D3 : Kelahiran 1986 dan sesudahnya
• IPK:
o IPK > 2,75 untuk Teknik
o IPK > 3,00 untuk Non Teknik

2. Mengisi data pendaftaran melalui STAND PLN di UNPAD Job and Scholarship Expo
2009 mulai tanggal 15 - 17 Desember 2009.

3. Satu pelamar hanya diperbolehkan memilih 1 (satu) posisi jabatan sesuai bidang studi

4. Panggilan peserta dan lokasi tes akan diumumkan melalui website www.pln.co.id dan
www.pln-jabar.co.id

5. Tahapan Tes Meliputi:
a. Seleksi Administrasi
b. GAT
c. Tes Akademis dan Bahasa Inggris
d. Tes Psikologi dan diskusi kelompok
e. Tes Kesehatan
f. Wawancara

6. Prioritas penempatan sebagai pegawai di luar Jawa - Bali

7. Berkas Lamaran dibawa pada saat Penjelasan Tes Kesehatan (setelah peserta
dinyatakan memenuhi kriteria Tes Psikologi dan Diskusi Kelompok)
Kelengkapan berkas lamaran:
a. Surat Lamaran yang ditujukan kepada PT PLN (Persero) c.q. Deputi Direktur Pengembangan SDM dan Talenta
b. Riwayat Hidup (CV)
c. Copy Ijasah/keterangan lulus yang dilegalisir
d. Copy transkrip nilai terakhir yang dilegalisir
e. Copy KTP dan akte kelahiran.
f. Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter umum
g. Pasfoto terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar
h. Pernyataan diri di atas materai Rp. 6.000,- yang menyatakan bahwa pelamar :
i. Tidak tersangkut dalam penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif
lainnya.
ii. Bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia bila diterima sebagai
pegawai PLN.


Bagi Pelamar dari lulusan program Lintas Jalur (D3 yang meneruskan S1), agar
kelengkapan berkas di atas ditambahkan dengan :
i. Transkrip nilai D3 yang dilegalisir
ii. Ijazah D3 yang dilegalisir

Apabila terdapat perbedaan data antara Soft copy dan hard copy akan mengakibatkan
peserta GUGUR dan TIDAK DAPAT meneruskan ke tahapan tes selanjutnya

8. Posisi Jabatan yang dibuka untuk rekrutmen :

POSISI JABATAN

Tingkat S1
1. ED (Assistant Engineer/Assistant Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI :
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik

2. PE (Assistant Engineer Konstruksi / Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI :
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik
• Teknik Mesin
• Teknik Mesin Industri
• Teknik Mekatronika
• Teknik Konversi Energi

3. EP (Assistant Engineer / Assistant Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI :
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik
• Teknik Fisika
• Teknik Mesin
• Teknik Mesin Industri
• Teknik Mekatronika
• Teknik Konversi Energi
• Teknik Instrumentasi


4. AK (Assistant Analyst Akuntansi)
PROGRAM STUDI :
• Akuntansi
• Akuntansi dan Perbankan Syariah
• Akuntansi Komputer
• Akuntansi Perbankan
• Akuntansi Perpajakan
• Akuntansi Umum
• Komputer Akuntansi
• Komputerisasi Akuntansi
• Manajemen Akuntansi

Tingkat D3
1. TDT (Junior Engineer / Operator di bidang Distribusi Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik


2. TPE (Junior Engineer Konstruksi /Pemeliharaan di bidang Pembangkit, Gardu Induk, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik
• Teknik Mesin
• Teknik Mesin Industri
• Teknik Mekatronika
• Teknik Konversi Energi


3. TPL (Junior Engineer / Junior Operator di bidang Pembangkit Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI
• Teknik Elektro Industri
• Teknik Elektro Kontrol
• Teknik Energi Listrik
• Teknik Listrik
• Teknik Listrik Industri
• Teknik Tenaga Listrik
• Teknik Fisika
• Teknik Mesin
• Teknik Mesin Industri
• Teknik Mekatronika
• Teknik Konversi Energi
• Teknik Instrumentasi

4. TPD (Junior Operator di bidang Pengolahan Data)
PROGRAM STUDI
• Ilmu Komputer
• Informatika Industri
• Manajemen Informatika
• Manajemen Informatika dan Komputer
• Manajemen Komputer
• Manajemen Sistem Informasi
• Sistem Informasi
• Sistem Komputer
• Teknik Informatika
• Teknik Informatika Komputer
• Teknologi Informasi
• Teknologi Sistem Informasi

5. PNG (Junior Officer di bidang Niaga Tenaga Listrik)
PROGRAM STUDI
• Ilmu Komputer
• Informatika Industri
• Manajemen Informatika
• Manajemen Informatika dan Komputer
• Manajemen Komputer
• Manajemen Sistem Informasi
• Sistem Informasi
• Sistem Komputer
• Teknik Informatika
• Teknik Informatika Komputer
• Teknologi Informasi
• Teknologi Sistem Informasi
• Ilmu Ekonomi
• Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
• Ilmu Hubungan Masyarakat
• Keuangan
• Keuangan dan Perbankan
• Keuangan dan Perbankan Syariah
• Manajemen
• Manajemen Bisnis
• Manajemen dan Perdagangan
• Manajemen dan Studi Pembangunan
• Manajemen Keuangan
• Manajemen Keuangan dan Perbankan
• Manajemen Keuangan dan Perpajakan
• Manajemen Pemasaran
• Manajemen Perusahaan
• Manajemen Umum
• Pemasaran
• Studi Pembangunan

6. PAS (Junior Officer Administrasi)
PROGRAM STUDI
• Ilmu Komputer
• Informatika Industri
• Manajemen Informatika
• Manajemen Informatika dan Komputer
• Manajemen Komputer
• Manajemen Sistem Informasi
• Sistem Informasi
• Sistem Komputer
• Teknik Informatika
• Teknik Informatika Komputer
• Teknologi Informasi
• Teknologi Sistem Informasi
• Administrasi Bisnis
• Administrasi Bisnis Perkantoran
• Administrasi dan Kebijakan Publik
• Administrasi Hukum
• Administrasi Kepegawaian
• Administrasi Perdagangan
• Administrasi Pembangunan
• Administrasi Sekretari
• Ilmu Administrasi
• Ilmu Administrasi Bisnis
• Ilmu Administrasi Fiskal
• Ilmu Administrasi Niaga
• Ilmu Kesekretariatan
• Kesekretariatan
• Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran
• Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan
• Manajemen Administrasi
• Manajemen Perkantoran
• Manajemen Personalia
• Manajemen Personalia dan Penyuluhan
• Manajemen Perusahaan
• Manajemen Sumber Daya Manusia
• Pemasaran
• Studi Pembangunan
• Sekretari
• Sekretaris

7. PAK (Junior Officer Akuntansi)
PROGRAM STUDI
• Akuntansi
• Akuntansi dan Perbankan Syariah
• Akuntansi Komputer
• Akuntansi Perbankan
• Akuntansi Perpajakan
• Akuntansi Umum
• Komputer Akuntansi
• Komputerisasi Akuntansi
• Manajemen Akuntansi

16 November 2009

At The Time For Idul Adha


Assalammu'alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, tak terasa Idul Adha semakin dekat, waktu begitu cepat meninggalkan kita dan rasa syukur tak henti-hentinya diucapkan karena masih diberikan waktu untuk bertemu dengan Idul Adha tahun ini. Dari browsing tentang Idul Adha di Internet, ada hal yang menarik perhatian saya untuk saya postingkan disini, diantaranya adalah:

Antara “Qurban” dan “Korban”

Kalau ditanyakan makna “qurban”, banyak di antara umat Islam yang masih salah mengerti. Dipikirnya, “qurban” itu berarti “menyembelih hewan ternak”. Padahal, meskipun istilah ini memang identik dengan penyembelihan hewan ternak, namun pengertiannya yang sebenarnya justru jauh lebih luas lagi.
Istilah “menyembelih hewan ternak” itu lebih cocok untuk dijadikan terjemahan dari nama lainnya Idul Adha, yaitu “Idun-Nahaar”, yang artinya adalah “hari penyembelihan”. Kata “an-nahaar” adalah bentuk lain dari kata terakhir pada ayat kedua surah Al-Kautsar. Pada ayat tersebut, umat Islam diperintahkan untuk mendirikan shalat hanya kepada Allah SWT dan menyembelih hewan kurban, karena Allah telah memberikan rahmat yang banyak (sesuai penjelasan pada ayat sebelumnya).
Qurban” itu sendiri akar katanya sama dengan kata “qariib”, yang artinya “dekat”. Maka ber-qurban dalam terminologi Islam artinya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah tentu saja bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mereka yang sedang menunaikan ibadah haji akan melakukannya dengan wukuf di Arafah, sedangkan kita yang di tanah air juga mendekat kepada Allah dengan segala cara yang bisa kita lakukan, antara lain dengan menyembelih hewan ternak.


Antara Simbolik dan Empirik

Idul Adha adalah salah satu bukti bahwa Islam bukanlah agama simbolik, melainkan murni empirik. Untuk mendekatkan diri kepada Allah, kita tidak diperintahkan untuk mengurung diri di rumah untuk membaca Al-Qur’an terus-menerus selama hari-hari tasyriq, tidak juga diperintah untuk meninggalkan semua kebutuhan jasmani dan keinginan kita terhadap kenikmatan duniawi.
Setelah hewan-hewan itu disembelih, dagingnya tidak perlu diletakkan di puncak bukit untuk menunggu diambil oleh Allah SWT. Ia juga tidak perlu diletakkan di bawah sebuah pohon besar yang dikeramatkan, atau diadakan sebuah upacara ritual khusus untuk meresmikannya sebagai daging qurban. Yang ada hanya aturan cara menyembelih (yang sebenarnya sangat sederhana), dan standar hewan yang akan di-qurban-kan.
Kalau mau mendekat kepada Allah, maka bagikanlah sebagian rizki dari-Nya kepada orang-orang lain di sekitarmu! Perintah ini sangat sederhana dan dapat dipahami oleh siapa pun. Tidak ada yang membingungkan dari perintah ini, dan sedikit pun tidak ada simbolisme. Hewan-hewan itu disembelih bukan untuk sesajen, melainkan untuk dimakan bersama-sama. Kalau mau mendekatkan diri kepada Allah, buatlah saudaramu kenyang! Apa perlu penjelasan lagi? Duhai, betapa Islam itu sungguh mudah…


Antara yang Tua dan yang Muda
Banyak orang melihat kisah ‘penyembelihan Ismail AS.’ sebagai bukti kekokohan iman Nabi Ibrahim AS. Sama sekali tidak salah, namun saya melihat ada sisi lain dari kisah ini. Ada ibroh yang jarang diulas di ceramah-ceramah, padahal ia sangat penting untuk diungkapkan.
Saya melihat terjadinya sebuah ‘persaingan sengit’ antara ayah dan anak dalam kisah tersebut. Fastabiqul khairaat. Nabi Ibrahim as. mengeraskan hatinya untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Bisa Anda bayangkan sendiri betapa hati seorang ayah hancur berkeping-keping ketika ia menceritakan pada anaknya bahwa Tuhan telah memerintahkan untuk menyembelihnya. Apakah kita bisa membicarakan hal seperti ini pada anak yang sangat disayangi?
Di sisi lain, Ismail as. sebagai yang muda juga tidak rela kalau ayahnya mengunggulinya begitu saja. Tidak tanpa ‘perlawanan’. Justru setelah mendengar perintah penyembelihan tersebut, Ismail as. langsung menawarkan lehernya, tanpa keraguan sedikit pun. Yang muda tidak mesti kalah dengan yang tua. Bahkan lebih tegasnya lagi : yang muda tidak boleh kalah begitu saja dengan yang tua. Kebaikan tidak mengenal kriteria usia.


Antara Idul Fitri dan Idul Adha

Jarak yang cukup dekat antara Idul Fitri dan Idul Adha juga menarik untuk diambil hikmahnya. Saya berkeyakinan bahwa Ramadhan adalah ‘sekolah’ untuk memperbaiki diri bagi umat Muslim. Selayaknya sekolah, tidak semua orang bisa lulus. Kalau pun lulus, tidak semuanya mendapat nilai sempurna.
Nilai sempurna itu adalah kembalinya kita kepada fitrah, yaitu suci tanpa dosa. Banyak juga yang tidak sampai kepada derajat ini, tapi tidak bisa juga dianggap sia-sia ibadahnya di bulan Ramadhan. Selama bulan Ramadhan kita diberi target puncak, yaitu membersihkan diri dari segala dosa, sehingga pada Hari Raya Idul Fitri, kita semua suci bagaikan bayi.
Keberadaan Idul Adha yang tidak berapa jauh dari Idul Fitri membuat saya merasa ‘tersindir’. Seolah-olah Allah SWT berfirman dengan hal ini, “Wahai hamba-Ku, kalau tempo hari engkau gagal mencapai target maksimal di Hari Raya Idul Fitri, maka ada kesempatan untuk mendekat kepada-Ku pada Hari Raya Idul Adha. Kalau memang engkau tempo hari gagal menjadi manusia yang suci dari dosa-dosa, setidaknya sekarang jadikanlah dirimu berguna bagi orang lain dengan ber-qurban.”
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa Idul Adha didesain khusus untuk mengobati ‘kegagalan’ di Hari Raya Idul Fitri. Yang jelas, kedua hari raya tersebut adalah rahmat Allah yang tak terukur nilainya.
Wallaahu a’lam.

wassalaamu’alaikum wr. wb.

*Akmal

14 November 2009

Kado Cinta



"Bisa saya melihat anak saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. ketika gendongan itu berpindah ke tangannya, dan membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ia menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik, memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua daun telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu sembari menangis. si ibu tahu bahwa hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. sambil terisak-isak, anak lelaki itu sering berkata "seorang anak laki-laki mengejekku. katanya aku ini makhluk aneh".

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. ia cukup tampan meskipun cacat. teman-teman di sekolahnya pun menyukainya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan , "bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?". Dalam hati si ibu merasa kasihan denganya.

Suatu hari, ayah lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "saya percaya saya bisa memindahkan sepasang daun telinga untuknya. Tetapi, harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orang tua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang bersedia mengorbankan telinga dan mendonorkannya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya untuk memanggil anak lelakinya.

"nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dioperasi. Namun semua ini sangatlah rahasia," kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru dilahirkan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian, ia menikah dan bekerja sebagai diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan semuanya ini padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, tapi aku sama sekali belum membalas kebaikannya."

Ayahnya menjawab, "ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan daun telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. kedua orang tua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. di hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah si ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibakkan sehingga tampaklah bahwa si ibu tidak memiliki daun telinga.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia merasa senang sekali karena bisa memanjangkan rambutnya", bisik sang ayah. "dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, tapi di dalam hati.

RENUNGAN

Don't judge by its cover!

Begitulah yang sering kita dengar saat menilai diri orang lain. penampilan luar acap kali menipu. tidak hanya dalam arti kiasan, tetapi juga dalam arti yang sesungguhnya. pernahkah anda mendengar kisah tentang seseorang yang tertipu ratusan juta rupiah hanya karena di datangi orang tak dikenal? pada umumnya, para penipu itu berpenampilan menarik. Jika tidak begitu, mana mungkin korbannya akan mudah percaya. seseorang tidak bisa dinilai sepintas lalu hanya dari penampilan luarnya. Apakah orang yang brewokan selalu di anggap jahat? Belum tentu. bisa jadi dalam hatinya penuh belas kasih.

Sama hal nya ketika membeli buku. kita tidak akan tahu persis apa isinya, sebelum membaca tulisan di setiap halamannya.

Harta karun hakiki tidak terletak pada apa yang terlihat, tetapi pada apa yang tidak terlihat.