24 Juli 2011

Saat Hujan Turun Disudut Gelap Mataku

Tiga hari terakhir, kuputuskan semuanya.
Maaf ku harus pergi.
Berat yang kurasa, tetapi ku harus pergi.
Lama ku bertahan disana, menunggu kepastian yg tak kunjung datang.

Maaf ku telah lancang.
Begitu lancangnya.
Kini menyisakan remah-remah yg sulit dihapus.
Entahlah..Biarlah..

Tempat yg sudah usang, mungkin ku anggap usang, itu tak lagi menarik.
Dan akan terkunci selamanya.
Bila hari itu datang, ku harap hujan tak lagi menyapa.
Tak lagi ku tatap mendung yg semakin pekat.
Hanya embun yg menyapa sejuk.
Maka aku akan tertawa lucu menoleh.
Naifnya.

Dan ku jemput diri yg lain dalam ke ikhlasan.
Rasa yg ada, menjadi tak begitu penting.
Terasa amat kejam memang..

Dalam temaram.
Tak jelas kutatap, apakah itu kau, kau, kau atau kau..
Ah biarlah...

Tidak begitu penting lagi.
Entah...